Minggu, 12 Juni 2016

cerita lucu anak desa ke kota

cerita lucu anak desa ke kota

 

Dikisahkan di sebuah pedesaan terpencil seorang pemuda yang berkeinginan main ke kota. Keinginannya itu sudah lama berlarut-larut namun belum saja terlaksana karena lokasi kota yang sangat jauh dari tempat asalnya.

Hingga suatu waktu, pemuda itu membulatkan tekadnya untuk pergi ke kota meski harus menempuh ribuan kilometer dari rumahnya. Tak ayal, hatinya dipenuhi kegembiraan karena ia akan segera melihat kota untuk pertama kalinya.

Sebelum pergi ke kota, pemuda itu sempat berpamitan dulu sama ayahnya. Karena ayahnya pernah ke kota sebelumnya, ia sempat menitipkan tiga pesan penting kepada anaknya kalau seandainya sudah tiba di kota.

Pesan pertama berbunyi, "NAK kalau nanti udah tiba di kota, ingat kalau ada benda yang berwarna KUNING itu namanya SETUM, benda yang bisa digunakan untuk membuat jalan."

Pesan kedua berbunyi, "NAK kalau nanti melihat benda berwarna HITAM itu adalah DODOL, makanan yang rasanya manis."

Pesan ketiga berbunyi, "NAK kalau nanti melihat benda yang berwarna PUTIH itu adalah ROKOK."

Setelah mendengar tiga pesan yang disampaikan ayahnya, pemuda itu terlihat memegang teguh pesan-pesan tersebut sambil berangkat ke kota.

Impian pun terwujud, pemuda itu akhirnya pertama kali tiba di kota. Dia dibuat kagum dengan melihat rumah-rumah besar dan kendaraan yang banyak, serta banyak tempat hiburan lainnya.

Ketika pemuda itu sedang berjalan di sebuah jembatan, di mana di bawahnya adalah sungai yang cukup besar, dia secara tak sengaja melihat ke bawah dan menemukan 'BENDA' berwarna KUNING.

Dia dengan enteng berkata, "Oh itu yah yang namanya 'SETUM'."

Padahal benda berwarna kuning yang mengambang di atas sungai tak lain adalah kotoran manusia. Tapi pemuda itu menganggapnya SETUM karena sudah berpegangan teguh sama pesan ayahnya.

Kemudian ia melanjutkan perjalanannya keliling kota. Di suatu tempat, ia melihat seorang pedagang kaki lima yang terlihat menjajakan benda berwarna HITAM.

Pemuda itu kemudian menghampiri pedagang tersebut dan dengan enteng berkata, "Masa beli DODOL nya," katanya teringat pesan ayahnya yang kedua.

Pedagang itu menjawab, "Maaf mas ini bukan DODOL tapi ARANG."

Tak terima dengan jawaban si pedagang itu, pemuda tersebut kemudian menjawabnya sambil membentak, "KATA AYAH SAYA DODOL....... DODOL.... sini saya beli."

Karena ketakutan, pedagang itu lebih memilih mengalah dan kemudian menyerahkan ARANG yang disangka DODOL tadi.

Teringat kembali pesan ayahnya bahwa DODOL itu rasanya manis, pemuda itu dengan lahap memakan ARANG yang disangka DODOL tadi.

Alhasil, bukannya manis yang dirasa, malah pahit yang ia rasakan. Belum lagi giginya jadi berwarna hitam semuanya karena sudah memakan ARANG. Dengan perasaan kesal, ia merasa sudah ditipu ayahnya.

Tak mempedulikan yang tadi, pemuda itu kemudian melanjutkan kembali perjalannya keliling kota dengan keadaan gigi berwarna hitam semua.

Di suatu tempat, pemuda itu menemukan pedagang jalanan yang terlihat menjajakan benda berwarna PUTIH. Kemudian, pemuda itu menghampirinya dan berkata, "Pak beli ROKOK nya," kata pemuda itu.

Pedagang tersebut menjawab, "Mas ini bukan ROKOK tapi PETASAN."

Tak terima kembali pesan ayahnya yang ketiga di salahkan, pemuda itu kemudian membentak pedagang tersebut. "KATA AYAH SAYA ROKOK....... ROKOK....."

Pedagan itu pun ketakutan dan mau tak mau ia menyerahkan PETASAN tersebut yang disangka ROKOK kepada pemuda itu.

Dengan santai, pemuda itu menyelipkan PETASAN yang disangka ROKOK tadi di mulutnya, dan kemudian menyalakannya dengan korek api.

Tentu saja, PETASAN tersebut langsung meledak di mulut pemuda itu. Alhasil, semua gigi pemuda itu copot dan tinggal tersisa tiga buah gigi lagi. Satu di antara tiga gigi yang tersisa sudah dalam keadaan longgar alias mau copot.

Merasa tidak enak, pemuda itu memutuskan pergi ke dokter gigi untuk mencabut giginya yang sudah longgar. Sesudah dicabut, gigi pemuda itu jadi tinggal dua lagi.

"Dok, berapa biaya cabut giginya," tanya pemuda itu kepada dokter.'

"Rp 500 mas," jawab dokter.

Kemudian pemuda itu menyerahkan uang Rp 1.000 dalam bentuk lembaran kepada dokter. "Aduh mas, gak ada kembaliannya," kata dokter itu.

Dengan enteng pemuda itu menjawab, "Biar pas, ya sudah Dok cabut saja satu gigi saya."

Dokter pun menuruti kemauan pemuda itu dan mencabut satu giginya agar pas. Alhasil, gigi pemuda itu tinggal satu lagi.

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda